Selasa, 02 Mei 2017

Warisan Alam Jangan Sampai Tinggal Ceritacerita

http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/683284-warisan-alam-jangan-sampai-tinggal-cerita


VIVA.co.id - Badak merupakan salah satu satwa mega fauna langka. Jika sekarang kita masih bisa bertanya, siapa yang tidak mengenal dengan hewan ini? Namun, melihat keberadaannya yang mulai berkurang bahkan terancam punah dan jika tidak ada penanggulan cepat apakah 20-30 tahun ke depan anak cucu kita masih mengenal badak? Tentu sesuatu hal yang absurd jika tidak ada kesadaran dari berbagai pihak.

Kita patut bersyukur karena binatang langka ini menjadi ikonik dan identitas bangsa di mata internasional, pasalnya Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) hanya terdapat di Indonesia. Sebuah peluang emas untuk menjaga habitatnya seperti halnya menjaga jati diri bangsa.



Indonesia sendiri memiliki dua dari lima jenis badak di dunia, yaitu Badak Jawa dan Badak Sumatera (Dicherorinus Sumatrensis). Namun, sangat disayangkan ternyata masih ada tangan-tangan jahil manusia atau oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Belum lagi kondisi alam yang tidak bersahabat dengan badak, terancam penyakit, dan kendala lainnya.


Bahkan Direktur Konservasi WWF Indonesia Arnold Sitompul mengatakan bahwa, “Badak Jawa harus segera dicarikan rumah baru dan Badak Sumatera membutuhkan upaya penyelamatan segera”. Melihat kebakaran lahan, ekspansi area perkebunan, penebangan ilegal dan perburuan liar menjadi isu utama pelestarian badak di Sumatera.

Kendati demikian, setidaknya Badak Jawa sudah terkumpul di satu area konservasi. Lain halnya dengan Badak Sumatera yang masih banyak tersebar di alam bebas. Hal ini sangat mengkhawatirkan sebab bisa mengakibatkan populasi hewan tersebut terus berkurang.  

Jika berbicara mengenai rumah yang layak untuk badak, tentu jawabannya menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kita bersama. Sebab rumah yang nyaman dan aman untuk badak itu bukanlah hal yang mudah. Banyak pertimbangan di sana-sini terkait rumah baru untuk badak dan pola hidup badak itu sendiri yang perlu diperhatikan.

Namun, belajar dari upaya penyelamatan sebelumnya seperti habitat badak yang terpelihara di Taman Nasional Ujung Kulon, maka rumah yang nyaman untuk badak adalah wilayah pariwisata yang berbasis konservasi; area hutan yang nyaman dan aman dari perburuan liar.

Tidak berhenti sampai di situ, semua orang wajib menjaga kelestariannya sebagai situs warisan alam. Bukan hanya andil besar pemerintah yang mempermudah akses segala sarana dan prasana untuk habitat badak, tapi juga kontribusi dari lembaga masyarakat dan peran aktif dari masyarakat itu sendiri. 

Barangkali tidak gampang menumbuhkan kesadaran diri pada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian mega fauna ini. Namun, jika kita tidak memulai dari diri sendiri siapa lagi? Akankah kita berpangku tangan saja, sementara lambat laun salah satu warisan alam kita terus berkurang dan terancam punah?

Kalau sudah begini, lantas apa yang tersisa untuk keturunan kita kelak? Jangan sampai badak hanya tinggal cerita. Jika kesadaran itu sudah tumbuh, mudah-mudahan populasi badak terus terjaga dan bertambah. Dengan begitu badak bukan hanya milik kita, tapi juga anak cucu kita. (Cerita ini dikirim oleh Jatni Azna AR, Pekanbaru, Riau)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar